It's Me

to be the best! Semua yang aku lakukan, ku anggap sebagai ikhtiar, yang nantinya akan menjadi indah pada waktunya, kegagalan adalah bagian dari proses kehidupan, tapi keberhasilan sudah pasti digenggaman. (Widyasari Prastyaningrum)

Pengaruh Teknologi Komunikasi


PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN -- Disini akan dibahas tentang dua pola perkembangan utama seperempat abad terakir yang disebut sebagai: (1) “percepatan sejarah” (acceleration of history); (2) “mobilisasi massa” (mobilization of periphery).
 Pola Pembangunan Timur dan Barat.
            “Percepatan sejarah” merupakan konsep yang mencekam para ahli filsafat Eropa pada abad 19, ketika mereka berusaha mencari sebab-sebab begitu cepatnya cara hidup mereka sendiri dengan adanya revolusi industri dan akibat-akibatnya.
Sebagian besar dari percepatan sejarah yan terjadi baik di Timur maupun di Barat dimulai dan didorong oleh teknologi baru. Teknologi memainkan peranan utama dan dapat dianggap sebagai “sektor nomor satu” seperti yang dikatakan oleh Rostow. Tabel dibawah ini menunjukkan percepatan sejarah yang terjadi dengan berperannya teknologi komunikasi dalam lima abad terakhir ini.
TABEL REVOLUSI KOMUNIKASI
Teknologi
Media
Usia tahun 1975
Cetakan/Huruf Cetak yang dapat dipindah-pindah [Moveable Type]]
tercetak
Lebih dari 500 th.
Kamera/Film
visual
100 th.
Pemancar Radio/ Tabung Hampa Udara
audio
50 th.
Transistor/ Tabung Gambar
Suara-Gambar (Audiovisual)
20 th.
Satelit/”Spinoffs”
Jaringan pertama dunia
Kurang dari 10 th.
            “Penny Press” (kebudayaan membeli dan membaca surat kabar) merupakan hasil penting pertama yang melembaga dari teknologi percetakan dan baru dikenal pertama kali pada abad 19 di Inggris, dan selanjutnya di Eropa. Proses “mobilisasi massa” di Barat inilah yang akan kita bandingkan dengan proses yang sama yang terjadi di Timur sekarang ini.
            “Mobilisasi massa” di Barat berlangsung melalaui perubahan cara-cara hidup dan perubahan-perubahan masyarakat berangsur-angsur selama 20 generasi. Penduduk eropa yang dulu tinggal di pedesaan, buta huruf, dan miskin. Mereka tiba-tiba masuk dalam dunia yang bisa dikatakan serba canggih dimana satelit sudah beroperasi. “Mengejar ketinggalan” itulah yang menjadi slogan mereka. Untuk itu dibutuhkan mobilitsasi maassa dengan segera, yaitu dengan penggantian satu generasi saja. Hal ini benar-benar menjadi suatu “percepatan sejarah” yang luar biasa.
            “Mobilisasi massa” membutuhkan mobilisasi oleh orang yang jumlahnya senantiasa meningkat. Proses dibarat dimulai dari segi fisik, didikuti oleh segi sosial, menuju segi kejiwaan. Urbanisasi merupakan langkah pertama menuju mobilitas social, karena erat hubungannya dengan industrialisasi. Dengan berpindah dari sawah ke pabrik, melepaskan kehidupan yang tradisional dan mulai hidup yang modern. Mereka bersekolah dan belajar membaca, dengan cara itu mereka dapat mengetahui informasi dalam surat kabar, dan dengan cara ini pula mereka mengalami proses mobilitas kejiwaan atau lebih kita kenal dengan istilah emphaty.
            Di Amerika Selatan, bneua paling banyak penduduknya ini, sebagian besar penduduknya tinggal di ibu kota. Di Asia Tenggara, berjuta orang tinggal di kota besar selama 20 tahun tarakir ini. Namun hal ini bukanlah “urbanisasi” menurut pengertian Barat. Karena menurut mereka perpindahan tersebut tidak memasuki kehidupan yang produktif. Mereka menjadi pengangggur atau pekerja sambilan dan menjadi apa yang dinamakan “orang desa kota” (urban villagers).
Proses modernisasi di Negara-negara sedang berkembang berlangsung dalam tiga  tahap
            Pola perkembangan tidaklah seragam di Negara ssedang berkembang. Adanya variasi “ kekhususan budaya” penting untuk menentukan proses perkembangan. Namun ada pola yang sama dalam proses-proses perkembangan di Negara sedang berkembang selama seperempat abad terakhir ini. “Pola-pola” ini teruwujud dalam proses 3 tahap: (1) harapan-harapan yang meningkat, (2) kekecewaan-kekecewaan yang meningkat, dan (3) pengambilalihan kekuasaan oleh Angkatan Bersenajata.
Tahap I:Harapan-harapan yang meningkat (Rising expectations).
            Pada awal dekade pembangunan, “harapan-harapan yang meningkat” dianggap sebagai suatu hal yang baik dimana-mana, setidaknya oleh para pemuka dan aktivitis pembangunan barat. Peningkatnya harapan telah mendorong meningkatnya usaha dan pembangunan-pembangunan serta meningkatnya produktivitas.
Tahap II: Kekecewaan-kekecewaan yang meningkat (Rising frustration)
            Karena prestasi mereka dalam hal pengembangan ekonomi sangat jauh dari apa yang mereka harapkan, banyak penduduk yang sedang berkembang kehilangan harapan dan masuk kedalam tahap kedua, yaitu mengalami kekecewaan yang meningkat, hal ini disebabkan karena penduduk tidak memperoleh apa yang mereka inginkan, yaitu apa yang telah didengung-dengungkan oleh pemimpin mereka sendiri melalui “strategi komunikasi” yang salah.

Filsafat Ilmu

HAKIKAT FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI -- Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analistis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang  meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya. Jadi,artinya adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman-pemahamannya disini dalam arti secara mendalam sebagai terjemahan dari istilah “verstehen” mengenai teori dan proses komunikasi.

            1.Ontologi
Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui dan seberapa jauh kita ingin tahu. Ilmu pada umumnya ruang lingkup pengkajiannya kepada kejadian yang bersifat empiris yaitu seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia.
Menurut Littlejohn, ontologi dalam komunikasi tergantung pada bagaimana pandangan para teoritis terhadap komunikator. Selanjutnya Littlejohn mengatakan bahwa meski dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologism, namun kiranya dapat dikelompokkan menjadi dua posisi dasariah yang saling berlawanan, yaitu:
Ø Teori aksional (Actional Theory), teori ini menganggap orang menciptakan makna,mempunyai tujuan dan menentukan pilihan nyata.
Ø Teori Nonaksional (Nonactional Theory), teori ini menganggap bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu.

Dalam konteks ilmu komunikasi, ontology berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

2. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.Dalam epistemology ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode keilmuan.Karena ilmu sebagian dari pengetahuan,maka ilmu dapt disebut juga pengetahuan keilmuan. Objek epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Sedangkan hal yang penting dikaji dalam epistemology berkisar : asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalm pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeptisme universal dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berasal dari konseptualisasi baru mengenai dunia.
Richard Lanigan mengemukakan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia. Dan dalam prosesnya yang progressif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi. Ada beberapa teori kebenaran yang bisa jadi landasan berpijak, yaitu:
Ø  Teori Koherensi, yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Ø  Teori Korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi dengan objek yang dituju pernyataan itu.
Ø  Teori Pragmatik, suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Littlejohn persoalan mengenai epistemologi terdapat dalam empat posisi, yaitu:
1)                  Mentalisme atau Rasionalisme, yang menyarankan bahwa pengetahuan muncul dari kekuatan pikiran manusia belaka untuk melihat apa yana terjadi.
2)                  Empirisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Kita mengalami dunia dan secara harfiah melihat apa yang terjadi.
3)                  Kontsruktivisme, bahwa orang menciptakan pengetahuan agar secara pragmatis berfungsi di dunia dan bahwa mereka memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam apa yang dialaminya.
4)                  Konstruktivisme Sosial, yang mengajarkan bahwa pengetahuan adalah suatu produk interaksi simbolik dalam kelompok-kelompok sosial.

Dalam pengembangan ilmu komunikasi ada 3 jenis penelitian ilmiah berdasarkan uraian epistemologi,yaitu:
1)                  Analisis Wacana, kebanyakan dalam komunikasi, dari yang bias sampai yang terperinci, terdiri dari aksi-aksi komplek yang membentuk pesan-pesan atau wacana. Dalam pengertian sederhana, wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada public sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Wacana sendiri mancakup empat tujuan penggunaan bahasa, yaitu (1) ekspresi diri sendiri, (2) eksposisi, (3) sastra, (4) persuasi.

2)                  Analisis Semiotik, semiotik membahas tantang keragaman bahasa dari tiga perspektif: semantika, yakni studi tentang makna; sintatika, yaitu yang berurusan dengan kaidah dan struktur yang menggabungkan tanda-tanda satu sama lain; dan paragmatika, yaitu analisis pengguanan dan akibat permainan kata. Menurut Pateda ada 9 macam semiotik: semiotik analitik, semiotik deskriptif, semiotik faunal, semiotik kultural, semiotik naratif, semiotik natural, semiotik normative, semiotik sosial dan semiotik struktural.

3)                  Analisis Framing, sebagai sebuah metode analisis teks banyak mendapat pengaruh dari teori sosiologi dan psikologis. Dalam ranah komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.(Sudibyo, dalam sobur,2002: 162)

Para cendekiawan melakukan penyelidikan dan membangun teori bergantung pada asumsi-asumsi epistemologis. Banyak posisi-posisi mendasar timbul dari persoalan-persoalan yang dijelaskan tadi. Posisi tersebut yang dinamakan dengan pandangan dunia (world views). Dalam hal ini ada 2 pandangan dunia yang bertentangan yang mempengaruhi pemikiran komunikasi :
a.    Pandangan dunia I
Tradisi ini berdasarkan gagasan empiris dan rasionalis. Ia memperlakukan realitas berbeda dengan manusia. Obyektivitas secara keseluruhan adalah penting dalam penelitian yang disyaratkan untuk menentukan operasi yang pasti unutk dipergunakan dalam mengamati peristiwa-peristiwa.

b.    Pandangan Dunia II
Tradisi ini menitikberatkan pada konstruktivisme, menganggap dunia berlangsung dalam proses . Dalam pandangan ini, orang berperan aktif dalam menciptakan pengetahuan. Jadi,pengetahuan tidak muncul dari penemuan, melainkann dari interaksi antara yang mengetahui dan yang diketahui.
Pandangan dunia II tidak berupaya untuk menampilkan dalil-dalil universal, tetapi untuk menggambarkan konteks dimana orang beroperasi. Ini adalah humanistik, yakni menekankan pada tanggapan seseorang yang subyektif. Mengetahui berarti menginterpretasi. Kebanyakan teori komunikasi berpendirian pandengan dunia II berdasarkan asumsi bahwa komunikasi adalah sarana vital dalam konstruksi realitas sosial.

3.Aksiologi
Aksiologi adalah teori tentang nilai. Dalam filsafat ilmu juga dikaitkan dengan nilai. Nilai ilmu terletak pada manfaat yang diberikannya sehingga manusia dapat mencapai kemudahan dalam hidup. Ilmu dikatakan bernilai karena menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya yang obyektif, yang terkaji secara kritik (Zamroni,2009:104). Aksiologi komunikasi berbicara tentang sejauh mana partisipan komunikasi menerapkan logika, etika, dan estetika dalam proses komunikasi.

a)   Nilai etika
Menurut Laneveld, etika ialah teori perbuatan manusia yaitu ditimbang dari baik buruknya. Perkataan yang etis dan tidak etis akan sangat dekat dengan makna pantas dan tidak pantas, sehingga ukurannya adalah norma. Namun, etika bersifat relatif atau tidak mutlak. Tidak dapat dikatakan bahwa etika adalah sesuatu yang benar dan tidak benar, tetapi etika lebih memandang pada pertimbangan yang relevan untuk suatu alasan berkaitan dengan tindakan yang akan diambil seseorang.

b)  Nilai Estetika
Nilai stetika merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan kreasi seni, dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni atau kesenian. Komunikasi juga dapat dilihat dari sisi estetikanya Warner J.Saverin dan James Tankard mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Estetika dinyatakan sebagai hakikat keindahan. Menurut Kattsof, estatika adalah menyangkut perasaan, dan perasaan ini adalah perasaan indah. Dengan demikian sebuah estetika akan ditemukan dalam sisi lahirnya maupun batinnya, bukan hanya sepihak.

c.    Nilai Logika
Suatu pemikiran dalam diri seorang komunikator harus merupakan suatu hasil putusan berfikir benar dan logis. Logika pada dasarnya merupakan suatu tekhnik atau metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan dalam penalaran (Soekadijo,1983:3). Dengan memahami logika, setidaknya seorang komunikator tidak akn terjerumus ke dalam jurang kesesatan, kekeliruan atau kesalahan. Menurut Franci Bacon ada beberapa kekeliruan dalam komunikasi, yaitu: kekeliruan yang disebabkan oleh pemikiran yang sempit, kesesatan yang disebabkan oleh hakikat manusia yang secara individual merasa dirinya dari suku, bangsa dan ras tertentu, kesalahan karena kurangnya penguasaan bahasa dan kekeliruan pada diri sesorang karena terlalu tegar mengindentifikasi dirinya ke adat, kebiasaan dan norma-norma sosial.

Littlejohn mengemukakan bahwa ada tiga pokok aksiologi, yaitu:
1)   Dapatkah teori bersifat bebas nilai?
Ilmu yang bersifat klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ketika ilmuwan menilai pekerjaannya, hasilnya merupakan ilmu yang jelek. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai, baik dalam metodenya maupun substansinya.

2)   Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap obyek yang dipelajari?
Titik pandang ilmiah secara tradisional menunjukkan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa inferensi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi berpendapat bahwa teori dan pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

3)   Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?
Banyak ilmuwan menganggap bahwa peranan yang sesuai untuk ilmuwan adalah menghasilkan ilmu. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan tidak bebas nilai melainkan sadar nilai.

Jadi,secara keseluruhan dalam persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum:
·                    Ilmu yang sadar nilai (value-conscious), yaitu mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori dan secara bersama berupaya untuk mengarahkan  nilai-nilai itu kepada tujuan yang positif.
·                    Ilmu yang bernilai netral, yaitu percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendekiawan mengontrol efek nilai-nilai itu.

Memulai Bisnis Kue Kering : Saya Harus Mengerti Kemauan Pembeli


Semakin pesat perkembangan industry makanan, semakin dimudahkan saja pekerjaan rumah tangga, termasuk dalam hal memasak. Tanpa sulit mencari bahan makanan dan memasaknya, sekarang tersedia banyak makanan siap saji. Dengan memanfaatkan peluang besar ini, banyak sekali usaha catering atau usaha di bidang makanan yang siap kapan saja mengantar atau menyiapkan keperluan makanan dalam acara besar maupun kecil. Bagi kebanyakan orang yang sibuk, jasa catering ini sangat menguntungkan karena hanya dengan via telp atau sms tidak perlu repot memasak, dia bisa dengan mudah mendapatkan menu makanan yang dia inginkan.

Seperti Siti Komariah, ibu dari dua orang putri ini juga tertarik untuk terjun dibidang kuliner. Mulai dari kebiasaannya memasak dan menjadi hobi, awalnya dia hanya memasakkan bila ada acara-acara di desa maupun kelurahan. Lama kelamaan, keinginan untuk membuka catering itu muncul setelah ada temannya yang ingin memesan makanan kepadanya, setelah itu baru pelan- pelan dia menjalankan usaha cateringnya itu.
Tentu dalam membuka suatu usaha tidak langsung mendapatkan konsumen yang banyak, semuanya pasti butuh proses. Seperti yang dilakukan ibu Komariah bermula di forum infokom yang ada di desa dia mulai mengenalkan produknya, “awalnya saya hanya memasarkan dari perkumpulan ibu-ibu PKK, dan berita tentang produk saya menyebar dari mulut ke mulut ke penduduk desa lainnya” ujarnya.
Awalnya dia hanya membuat roti-roti basah seperti bolu dan kawan- kawan. Namun karena banyak pelannggan yang mengingginkan menu yang lainnya maka dia  mulai mencoba roti- roti kering, snack jajanan pasar dan variasi lainnya. Seiring berjalannya waktu usaha ibu Komariah mulai berkembang dan banyak dikenal orang. Dengan banyaknya job yang dia terima ini bukan berarti usaha yang dia jalani sudah mulai sukses, namun dia malah menemui kesulitan-kesulitan baru dalam menjalankan usahanya ini. “Bahan-bahan roti semakin lama semakin meningkat, maka saya harus putar otak bagaimana agar konsumen saya masih tetap setia tanpa harus menaikkan harga pasar” ungkapnya saat menuturkan  kesulitan berwirausaha. Masyarakat pedesaan biasanya lebih memilih harga yang lebih murah walaupun selisihnya hanya seratus rupiah, maka dari itu ibu komariah ini harus bisa berfikir bagaimana untuk menjual produknya ini dari bahan-bahan yang semakin meningkat namun dengan harga  yang disepakati pembeli. Dari sini ibu komariah kadang membuat kesepakatan dulu dengan pembelinya agar mereka puas dan ibu komariah sendiri tidak rugi. Ibu Komariah mengungkapkan “dalam menjalankan suatu usaha itu yang paling penting adalah kemauan, kemampuan, keuletan, dan yang peling penting modal.” Itulah yang selama ini masih dipegang teguh oleh ibu Komariah sehingga usahanya bisa berkembang.

 
Widyasari Prastya N © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects