Filsafat Ilmu

HAKIKAT FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI -- Filsafat komunikasi merupakan suatu disiplin yang menelaah pemahaman secara fundamental, metodologis, sistematis, analistis, kritis, dan holistis teori dan proses komunikasi yang  meliputi segala dimensi menurut bidangnya, sifatnya, tatanannya, tujuannya, fungsinya, tekniknya, dan metodenya. Jadi,artinya adalah suatu disiplin yang menelaah pemahaman-pemahamannya disini dalam arti secara mendalam sebagai terjemahan dari istilah “verstehen” mengenai teori dan proses komunikasi.

            1.Ontologi
Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui dan seberapa jauh kita ingin tahu. Ilmu pada umumnya ruang lingkup pengkajiannya kepada kejadian yang bersifat empiris yaitu seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indera manusia.
Menurut Littlejohn, ontologi dalam komunikasi tergantung pada bagaimana pandangan para teoritis terhadap komunikator. Selanjutnya Littlejohn mengatakan bahwa meski dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologism, namun kiranya dapat dikelompokkan menjadi dua posisi dasariah yang saling berlawanan, yaitu:
Ø Teori aksional (Actional Theory), teori ini menganggap orang menciptakan makna,mempunyai tujuan dan menentukan pilihan nyata.
Ø Teori Nonaksional (Nonactional Theory), teori ini menganggap bahwa perilaku pada dasarnya ditentukan oleh dan responsive terhadap tekanan-tekanan yang lalu.

Dalam konteks ilmu komunikasi, ontology berkaitan dengan sifat interaksi sosial.

2. Epistemologi
Epistemologi atau teori pengetahuan membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan.Dalam epistemology ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh dengan menerapkan metode keilmuan.Karena ilmu sebagian dari pengetahuan,maka ilmu dapt disebut juga pengetahuan keilmuan. Objek epistemologi adalah pengetahuan sedangkan objek formalnya adalah hakikat pengetahuan. Sedangkan hal yang penting dikaji dalam epistemology berkisar : asal-usul pengetahuan, peran pengalaman dan akal dalm pengetahuan, hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran, kemungkinan skeptisme universal dan bentuk-bentuk perubahan pengetahuan yang berasal dari konseptualisasi baru mengenai dunia.
Richard Lanigan mengemukakan bahwa epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia. Dan dalam prosesnya yang progressif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi. Ada beberapa teori kebenaran yang bisa jadi landasan berpijak, yaitu:
Ø  Teori Koherensi, yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Ø  Teori Korespondensi, suatu pernyataan adalah benar jika materi yang terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi dengan objek yang dituju pernyataan itu.
Ø  Teori Pragmatik, suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi kehidupan manusia.

Sedangkan menurut Littlejohn persoalan mengenai epistemologi terdapat dalam empat posisi, yaitu:
1)                  Mentalisme atau Rasionalisme, yang menyarankan bahwa pengetahuan muncul dari kekuatan pikiran manusia belaka untuk melihat apa yana terjadi.
2)                  Empirisme, yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Kita mengalami dunia dan secara harfiah melihat apa yang terjadi.
3)                  Kontsruktivisme, bahwa orang menciptakan pengetahuan agar secara pragmatis berfungsi di dunia dan bahwa mereka memproyeksikan dirinya sendiri ke dalam apa yang dialaminya.
4)                  Konstruktivisme Sosial, yang mengajarkan bahwa pengetahuan adalah suatu produk interaksi simbolik dalam kelompok-kelompok sosial.

Dalam pengembangan ilmu komunikasi ada 3 jenis penelitian ilmiah berdasarkan uraian epistemologi,yaitu:
1)                  Analisis Wacana, kebanyakan dalam komunikasi, dari yang bias sampai yang terperinci, terdiri dari aksi-aksi komplek yang membentuk pesan-pesan atau wacana. Dalam pengertian sederhana, wacana berarti cara objek atau ide diperbincangkan secara terbuka kepada public sehingga menimbulkan pemahaman tertentu yang tersebar luas. Wacana sendiri mancakup empat tujuan penggunaan bahasa, yaitu (1) ekspresi diri sendiri, (2) eksposisi, (3) sastra, (4) persuasi.

2)                  Analisis Semiotik, semiotik membahas tantang keragaman bahasa dari tiga perspektif: semantika, yakni studi tentang makna; sintatika, yaitu yang berurusan dengan kaidah dan struktur yang menggabungkan tanda-tanda satu sama lain; dan paragmatika, yaitu analisis pengguanan dan akibat permainan kata. Menurut Pateda ada 9 macam semiotik: semiotik analitik, semiotik deskriptif, semiotik faunal, semiotik kultural, semiotik naratif, semiotik natural, semiotik normative, semiotik sosial dan semiotik struktural.

3)                  Analisis Framing, sebagai sebuah metode analisis teks banyak mendapat pengaruh dari teori sosiologi dan psikologis. Dalam ranah komunikasi, analisis framing mewakili tradisi yang mengedepankan pendekatan atau perspektif multidisipliner untuk menganalisis fenomena atau aktivitas komunikasi.(Sudibyo, dalam sobur,2002: 162)

Para cendekiawan melakukan penyelidikan dan membangun teori bergantung pada asumsi-asumsi epistemologis. Banyak posisi-posisi mendasar timbul dari persoalan-persoalan yang dijelaskan tadi. Posisi tersebut yang dinamakan dengan pandangan dunia (world views). Dalam hal ini ada 2 pandangan dunia yang bertentangan yang mempengaruhi pemikiran komunikasi :
a.    Pandangan dunia I
Tradisi ini berdasarkan gagasan empiris dan rasionalis. Ia memperlakukan realitas berbeda dengan manusia. Obyektivitas secara keseluruhan adalah penting dalam penelitian yang disyaratkan untuk menentukan operasi yang pasti unutk dipergunakan dalam mengamati peristiwa-peristiwa.

b.    Pandangan Dunia II
Tradisi ini menitikberatkan pada konstruktivisme, menganggap dunia berlangsung dalam proses . Dalam pandangan ini, orang berperan aktif dalam menciptakan pengetahuan. Jadi,pengetahuan tidak muncul dari penemuan, melainkann dari interaksi antara yang mengetahui dan yang diketahui.
Pandangan dunia II tidak berupaya untuk menampilkan dalil-dalil universal, tetapi untuk menggambarkan konteks dimana orang beroperasi. Ini adalah humanistik, yakni menekankan pada tanggapan seseorang yang subyektif. Mengetahui berarti menginterpretasi. Kebanyakan teori komunikasi berpendirian pandengan dunia II berdasarkan asumsi bahwa komunikasi adalah sarana vital dalam konstruksi realitas sosial.

3.Aksiologi
Aksiologi adalah teori tentang nilai. Dalam filsafat ilmu juga dikaitkan dengan nilai. Nilai ilmu terletak pada manfaat yang diberikannya sehingga manusia dapat mencapai kemudahan dalam hidup. Ilmu dikatakan bernilai karena menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya kebenarannya yang obyektif, yang terkaji secara kritik (Zamroni,2009:104). Aksiologi komunikasi berbicara tentang sejauh mana partisipan komunikasi menerapkan logika, etika, dan estetika dalam proses komunikasi.

a)   Nilai etika
Menurut Laneveld, etika ialah teori perbuatan manusia yaitu ditimbang dari baik buruknya. Perkataan yang etis dan tidak etis akan sangat dekat dengan makna pantas dan tidak pantas, sehingga ukurannya adalah norma. Namun, etika bersifat relatif atau tidak mutlak. Tidak dapat dikatakan bahwa etika adalah sesuatu yang benar dan tidak benar, tetapi etika lebih memandang pada pertimbangan yang relevan untuk suatu alasan berkaitan dengan tindakan yang akan diambil seseorang.

b)  Nilai Estetika
Nilai stetika merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan kreasi seni, dengan pengalaman-pengalaman kita yang berhubungan dengan seni atau kesenian. Komunikasi juga dapat dilihat dari sisi estetikanya Warner J.Saverin dan James Tankard mengatakan bahwa komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Estetika dinyatakan sebagai hakikat keindahan. Menurut Kattsof, estatika adalah menyangkut perasaan, dan perasaan ini adalah perasaan indah. Dengan demikian sebuah estetika akan ditemukan dalam sisi lahirnya maupun batinnya, bukan hanya sepihak.

c.    Nilai Logika
Suatu pemikiran dalam diri seorang komunikator harus merupakan suatu hasil putusan berfikir benar dan logis. Logika pada dasarnya merupakan suatu tekhnik atau metode yang diciptakan untuk meneliti ketepatan dalam penalaran (Soekadijo,1983:3). Dengan memahami logika, setidaknya seorang komunikator tidak akn terjerumus ke dalam jurang kesesatan, kekeliruan atau kesalahan. Menurut Franci Bacon ada beberapa kekeliruan dalam komunikasi, yaitu: kekeliruan yang disebabkan oleh pemikiran yang sempit, kesesatan yang disebabkan oleh hakikat manusia yang secara individual merasa dirinya dari suku, bangsa dan ras tertentu, kesalahan karena kurangnya penguasaan bahasa dan kekeliruan pada diri sesorang karena terlalu tegar mengindentifikasi dirinya ke adat, kebiasaan dan norma-norma sosial.

Littlejohn mengemukakan bahwa ada tiga pokok aksiologi, yaitu:
1)   Dapatkah teori bersifat bebas nilai?
Ilmu yang bersifat klasik menganggap teori dan penelitian bebas nilai. Ketika ilmuwan menilai pekerjaannya, hasilnya merupakan ilmu yang jelek. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa teori tidak pernah bebas nilai, baik dalam metodenya maupun substansinya.

2)   Sejauh mana pengaruh praktek penyelidikan terhadap obyek yang dipelajari?
Titik pandang ilmiah secara tradisional menunjukkan bahwa para ilmuwan melakukan pengamatan secara hati-hati, tetapi tanpa inferensi dengan tetap memelihara kemurnian pengamatan. Beberapa kritisi berpendapat bahwa teori dan pengetahuan mempengaruhi kelangsungan hidup manusia.

3)   Sejauh mana ilmu berupaya mencapai perubahan sosial?
Banyak ilmuwan menganggap bahwa peranan yang sesuai untuk ilmuwan adalah menghasilkan ilmu. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan tidak bebas nilai melainkan sadar nilai.

Jadi,secara keseluruhan dalam persoalan aksiologis ini terdapat dua posisi umum:
·                    Ilmu yang sadar nilai (value-conscious), yaitu mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori dan secara bersama berupaya untuk mengarahkan  nilai-nilai itu kepada tujuan yang positif.
·                    Ilmu yang bernilai netral, yaitu percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendekiawan mengontrol efek nilai-nilai itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Widyasari Prastya N © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects