Pengaruh Teknologi Komunikasi


PENGARUH TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP PEMBANGUNAN -- Disini akan dibahas tentang dua pola perkembangan utama seperempat abad terakir yang disebut sebagai: (1) “percepatan sejarah” (acceleration of history); (2) “mobilisasi massa” (mobilization of periphery).
 Pola Pembangunan Timur dan Barat.
            “Percepatan sejarah” merupakan konsep yang mencekam para ahli filsafat Eropa pada abad 19, ketika mereka berusaha mencari sebab-sebab begitu cepatnya cara hidup mereka sendiri dengan adanya revolusi industri dan akibat-akibatnya.
Sebagian besar dari percepatan sejarah yan terjadi baik di Timur maupun di Barat dimulai dan didorong oleh teknologi baru. Teknologi memainkan peranan utama dan dapat dianggap sebagai “sektor nomor satu” seperti yang dikatakan oleh Rostow. Tabel dibawah ini menunjukkan percepatan sejarah yang terjadi dengan berperannya teknologi komunikasi dalam lima abad terakhir ini.
TABEL REVOLUSI KOMUNIKASI
Teknologi
Media
Usia tahun 1975
Cetakan/Huruf Cetak yang dapat dipindah-pindah [Moveable Type]]
tercetak
Lebih dari 500 th.
Kamera/Film
visual
100 th.
Pemancar Radio/ Tabung Hampa Udara
audio
50 th.
Transistor/ Tabung Gambar
Suara-Gambar (Audiovisual)
20 th.
Satelit/”Spinoffs”
Jaringan pertama dunia
Kurang dari 10 th.
            “Penny Press” (kebudayaan membeli dan membaca surat kabar) merupakan hasil penting pertama yang melembaga dari teknologi percetakan dan baru dikenal pertama kali pada abad 19 di Inggris, dan selanjutnya di Eropa. Proses “mobilisasi massa” di Barat inilah yang akan kita bandingkan dengan proses yang sama yang terjadi di Timur sekarang ini.
            “Mobilisasi massa” di Barat berlangsung melalaui perubahan cara-cara hidup dan perubahan-perubahan masyarakat berangsur-angsur selama 20 generasi. Penduduk eropa yang dulu tinggal di pedesaan, buta huruf, dan miskin. Mereka tiba-tiba masuk dalam dunia yang bisa dikatakan serba canggih dimana satelit sudah beroperasi. “Mengejar ketinggalan” itulah yang menjadi slogan mereka. Untuk itu dibutuhkan mobilitsasi maassa dengan segera, yaitu dengan penggantian satu generasi saja. Hal ini benar-benar menjadi suatu “percepatan sejarah” yang luar biasa.
            “Mobilisasi massa” membutuhkan mobilisasi oleh orang yang jumlahnya senantiasa meningkat. Proses dibarat dimulai dari segi fisik, didikuti oleh segi sosial, menuju segi kejiwaan. Urbanisasi merupakan langkah pertama menuju mobilitas social, karena erat hubungannya dengan industrialisasi. Dengan berpindah dari sawah ke pabrik, melepaskan kehidupan yang tradisional dan mulai hidup yang modern. Mereka bersekolah dan belajar membaca, dengan cara itu mereka dapat mengetahui informasi dalam surat kabar, dan dengan cara ini pula mereka mengalami proses mobilitas kejiwaan atau lebih kita kenal dengan istilah emphaty.
            Di Amerika Selatan, bneua paling banyak penduduknya ini, sebagian besar penduduknya tinggal di ibu kota. Di Asia Tenggara, berjuta orang tinggal di kota besar selama 20 tahun tarakir ini. Namun hal ini bukanlah “urbanisasi” menurut pengertian Barat. Karena menurut mereka perpindahan tersebut tidak memasuki kehidupan yang produktif. Mereka menjadi pengangggur atau pekerja sambilan dan menjadi apa yang dinamakan “orang desa kota” (urban villagers).
Proses modernisasi di Negara-negara sedang berkembang berlangsung dalam tiga  tahap
            Pola perkembangan tidaklah seragam di Negara ssedang berkembang. Adanya variasi “ kekhususan budaya” penting untuk menentukan proses perkembangan. Namun ada pola yang sama dalam proses-proses perkembangan di Negara sedang berkembang selama seperempat abad terakhir ini. “Pola-pola” ini teruwujud dalam proses 3 tahap: (1) harapan-harapan yang meningkat, (2) kekecewaan-kekecewaan yang meningkat, dan (3) pengambilalihan kekuasaan oleh Angkatan Bersenajata.
Tahap I:Harapan-harapan yang meningkat (Rising expectations).
            Pada awal dekade pembangunan, “harapan-harapan yang meningkat” dianggap sebagai suatu hal yang baik dimana-mana, setidaknya oleh para pemuka dan aktivitis pembangunan barat. Peningkatnya harapan telah mendorong meningkatnya usaha dan pembangunan-pembangunan serta meningkatnya produktivitas.
Tahap II: Kekecewaan-kekecewaan yang meningkat (Rising frustration)
            Karena prestasi mereka dalam hal pengembangan ekonomi sangat jauh dari apa yang mereka harapkan, banyak penduduk yang sedang berkembang kehilangan harapan dan masuk kedalam tahap kedua, yaitu mengalami kekecewaan yang meningkat, hal ini disebabkan karena penduduk tidak memperoleh apa yang mereka inginkan, yaitu apa yang telah didengung-dengungkan oleh pemimpin mereka sendiri melalui “strategi komunikasi” yang salah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Widyasari Prastya N © 2012 | Designed by Rumah Dijual, in collaboration with Buy Dofollow Links! =) , Lastminutes and Ambien Side Effects