KONTRIBUSI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN
DI BIDANG PEMBINAAN KELUARGA
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
mata kuliah
Komunikasi Pembangunan
Dosen Pengampu : Dra. Hj. Marfu’ah Sri S.,
M.Si
Disusun Oleh :
M. Imron Rosyid 09730090
Devi Nurlaila 10730041
Dani Safitri 10730044
Lailis Sunaikah 10730047
Widyasari P. 10730049
Listyaning Restiti 10730050
Endah Amanah 10730055
Desi Kurnia Widiastuti 10730059
Agus Sukoco 10730065
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Definisi Pembangunan
Manusia
dalam hidup selalu mempunyai kebutuhan, dan di dalam
memenuhi kebutuhan itu selalu ada rasa tidak puas, ingin lebih baik dan lebih
baik lagi. Rasa tidak puas inilah yang mendorong manusia senantiasa belajar dan
berusaha terus untuk mencapai sesuatu lebih baik dari sebelumnya. Dari beberapa
ahli, dapat diperoleh pengertian pembangunan antara lain :
·
Inayatullah (1976) mendefinisikan pembangunan
sebagai perubahaan menuju pola-pola masyarakat yang lebih baik dengan
nilai-nilai kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol
yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan politiknya, juga memungkinkan
warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.
·
Rogers dan Shoemaker
(1971)
mendefinisikan pembangunan sebagai suatu jenis perubahaan sosial, dimana
ide-ide baru dapat di perkenalkan pada suatu sistem sosial untuk menghasilkan
pendapatan perkapita dan tingkat kehidupan yang lebih tinggi melalui metode produksi yang lebih
modern dan organisasi sosial yang lebih baik.
·
Menurut PBB (United
Nation) pembangunan masyarakat dirumuskan sebagai suatu proses
melalui usaha dan prakasa masyarakat sendiri ataupun kegiatan pemerintahan
dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan budaya.
Dari
definisi di atas maka dapat dikatakan bahwa pembangunan adalah proses yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan tingkat kehidupannya, baik yang berupa kebutuhan material maupun
nonmaterial. Ada tiga unsur dalam pembangunan, yaitu sebagai berikut :
1. Proses, yang
merujuk pada waktu yang terus menerus secara kesinambungan. Untuk memudahkan
sejauh mana tingkat kemajuannya, seringkali diberi batasan.
2. Hasil, yaitu
keinginan-keinginan yang harus dicapai, misalnya secara material berupa
perolehan uang tiap bulan, perolehan nilai tiap pelajaran di sekolah. Secara
nasional sering diukur dari tingkat pertumbuhan ekonomi, peningkatan pendapatan
perkapita. Secara nonmaterial misalnya dilihat dari perbaikan moral, prestasi
belajar. Seseorang dikatakan bermoral, apabila perilakunya mengikuti
kaidah-kaidah kehidupan yang dikehendaki atau dibenarkan oleh agama, masyarakat
dan hati nuraninya. Pembangunan yang bersifat nonmaterial memang lebih sulit
untuk diukur. Umumnya hanya dapat dilihat dari perilaku. Contoh moral yang
meningkat misalnya kerukunan kehidupan beragama, meningkatnya kesadaran dalam
menjalankan ibadah, tingkat kriminalitas menurun, dan sebagainya.
3. Usaha yang disengaja dan direncanakan, dalam mencapai sesuatu yang diinginkan harus selalu ada cara atau
strategi yang dibuat sebelumnya. Strategi ini dibuat dengan memperhitungkan
kemempuan yang dimiliki, tantangan-tantangan yang dihadapi dan peluang-peluang
yang mungkin timbul. Semua diperhitungkan dan disusun secara terencana dan
sistematis.
B.
Definisi Komunikasi Pembangunan
Komunikasi dan pembangunan mempunyai keterkaitan dalam memperbincangkan hal
yang sama, yaitu tentang dimensi perubahan pada individu dan masyarakat. Quebral
dan Gomez (1976) menjelaskan komunikasi pembangunan merupakan ilmu dan
praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara sedang berkembang, terutama
kegiatan komunikasi untuk perubahan sosial yang berencana. Komunikasi
pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi,
dan itu berarti komunikasi menghapuskan kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan.
Dalam komunikasi pembangunan yang diutamakan adalah kegiatan mendidik dan memotivasi masyarakat, bukannya untuk memberi
laporan yang tidak realistik dari fakta-fakta atau sekedar penonjolan diri.
Sebelum iti Quebral (1973) menegaskan bahwa komunikasi pembangunan merupakan
salah satu trobosan atau break trough
di lingkungan ilmu sosial. Karena itu menurut Quebral, komunikasi pembangunan
sendiri merupakan suatu inovasi yang harus diusahakan agar diketahui orang dan
diterima sebelum ia digunakan.
1.
Pengertian komunikasi pembangunan dalam arti luas
Ada dua ulasan dari dua tokoh yang pertama dari
Tehranian (1979) mengenai peranan komunikasi dalam pembangunan, merupakan
bagian dari kebijakan komunikasi secara keseluruhan dari suatu negara,
sedangkan ulasan dari Pye (Nasution, 2004) mengenai peranan komunikasi dalam
pembangunan merupakan tinjauan komunikasi politik dalam masyarakat. Maka
pengertian komunikasi pembangunan dalam arti luas meliputi peran dan fungsi
komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik
diantara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pembangunan.
2.
Pengertian komunikasi pembangunan dalam arti sempit
Dalam arti sempit komunikasi pembangunan dilihat
sebagai rangkaian usaha mengkomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar
mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis,
promosi, dan evaluasi teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan.
C.
Definisi Pembinaan Keluarga
Pembinaan
keluarga atau yang lebih kita kenal dengan pembinaan kesejahteraan keluarga
(PKK) merupakan sarana relevan guna mengantarakan
masyarakat membina kehidupan keluarga yang sejahtera lahir maupun batin. Suatu
keluarga dalam membina keluarga yang sejahtera tidak terlepas dari PKK, karena
PKK memuat teori-teori yang menuju keluarga sejahtera. Misalnya, cara
membimbing anak. Mengingat manusia sebagai makluk sosial, pada hakikatnya
pelajaran PKK sangatlah penting bagi kita, karena menyangkut tata cara hidup
bermasyarakat dan bernegara. Dalam suatu negara apabila rakyatnya menyadari
betapa pentingnya pelajaran PKK dan mempraktekkannya dengan baik, maka negara
tersebut akan damai dan sejahtera. Sebab bila rakyatnya sejahtera dalam
keluarga masing-masing tidak mustahil suatu negara akan tentram dan sejahtera,
karena tidak adanya wabah penyakit, kenakalan remaja, pencemaran lingkungan,
kemiskinan dan lain-lain. Pada pokoknya negara tidak dibebani masalah yang
menyangkut kehidupan rakyat.
Peran
komunikasi pembangunan dalam bidang pembinaan keluarga meliputi program
keluarga berencana (KB), Program Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan penanggulangan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peran Komunikasi Pembangunan dalam Bidang Pembinaan Keluarga
1.
Keluarga Berencana
Sektor ini agaknya dapat disebut sebagai aktifitas yang paling serius
hubungannya dengan komunikasi (AED, 1985). Memang dapat dilihat dan dirasakan
bahwa setidak-tidaknya sepuluh tahun belakangan ini, kegiatan komunikasi
pembinaan keluarga merupakan aktivitas yang paling gencar dan intensif dilakukan
dimana saja di negara berkembang. Ada beberapa penyebab intensifnya kegiatan
komunikasi di lapangan pembinaan keluarga, yaitu :
a.
Belajar
dari keberhasilan yang dicapai pada bidang yang lain seperti pertanian,
pendidikan dan sebagainya.
b.
Mendesaknya
prioritas masalah kependudukan bagi sebagian besar negara berkembang.
Secara garis
besar, kegiatan komunikasi KB berkisar pada beberapa hal pokok, yaitu:
1.
Menanamkan
pengertian bahwa jumlah anak perlu dikendalikan / direncanakan.
2.
Mengubah
persepsi bahwa semakin banyak anak berarti banyak rezeki.
3.
Memberikan
pengetahuan dan ketrampilan menggunakan alat kontrasepsi.
4.
Mengubah
sikap dan perilaku yang berkenaan dengan usia perkawinan.
a. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
Konsep ini bermula dan dikembangkan dilingkungan kegiatan keluarga
berencana. Tidak mudah menelurusi bagaimana istilah KIE diciptakan, termasuk
bagaimana pengertian prinsip ini sebenarnya. Bahkan Echols (1977) berterus
terang, bahwa salah satu alasan mengapa istilah “komunikasi kependudukan” (KK)
tidak membawa sinar bagi pengakuan atau pengenalan yang segera, adalah karena
para ‘komunikator’ kependudukan sendiri mengalami kesulitan dengan istilah
tersebut.
Pada 1970, Ravenholt, pejabat di USAID, membentuk divisi IEC di USAID. Namun problem semantik yang ditimbulkan oleh
istilah KK masih terus berlanjut, dan sebagian besar badan donor di lapangan KB
tidak begitu antusias untuk membiayai proyek-proyek KIE.
Penerapan teori dan praktek komunikasi yang menyangkut implikasi sosial
pertumbuhan populasi dan implikasi personbal kontrasepsi, menurut Echols (1977)
dapat dikelompokkan ke dalam tiga fase, yaitu :
1.
Ketika
tidak ada program ataupun dukungan, pada saat orang menyadari adanya problem
kependudukan dan berusaha untuk memperoleh penerimaan bagi kontrasepsi.
2.
Adalah
fase ketika suatu aktifitas keluarga berencana yang terbatas dilaksanakan oleh
sejumlah kecil orang yang membujuk klien agar datang, mendidik mereka mengenai
kontrasepsi dan memberikan pelayanan kepada klien tersebut.
3.
Merupakan
tahapan ketiga program ini telah mencapai suatu fase yang memiliki program dan
personil tersendiri untuk masing-masing aspek: informasi dan edukasi,
penyampaian pelayanan, klinik KB dan pusat kesehatan, tindak lannjutan, latihan
personil, program sosio-ekonomi yang mempromosikan keluarga kecil, dan studi
tentang keefektifan.
Pada ketiga fase tersebut, komunikasi
kependudukan memainkan peran penting bagi keberhasilan program KB secara
keseluruhan.
Strategi Komunikasi
Aktifitas KIE :
Menurut Worral (1977), ada
enam strategi komunikasi yang berkembang di lingkunganaktivitas KIE untk KB,
yaitu:
(1)
Penggunaan saluran medis dan komunikasi tradisional
(2)
Social Marketing
(3)
Pendidikan Kependudukan
(4)
Penggunaan media massa
(5)
Penggunaan insentif dan disinsentif
(6)
Pengintegrasian KB ke dalam issu pembangunan yang lebih luas
b.
Social Marketing Kontrasepsi
Social Marketing Kontrasepsi merupakan
salah satu aktifitas komunikasi yang diterapkan di lingkungan KB,
khususnya dalam memasyarakatkan alat-alat kontrasepsi. Program Social Marketing
lingkungan KB merupakan upaya untuk memanfaatkan teknik-teknik dan
sumber-sumber usaha komersial untuk mencapai tujuan sosial dalam hal
tersedianya perlengkapan, informasi, dan pelayanan KB. Tujuan yang mendasar
dari kegiatan ini adalah menyediakan alat kontrasepsi yang efisien, ekonomis,
dan aman bagi orang-orang yang akan menggunakannya. Proyek – proyek sosial
marketing kontrasepsi merupakan suatu “social action progam” atau program aksi
sosial yang dicangkokkan ke sistem distribusi sosial. Tujuannya adalah menumbuhkan
suatu pasaran massal bagi kontrasepsi yang dijual dengan harga terendah yang
layak. Pada dasarnya proyek sosial marketing dalam progam KB adalah:
·
Mempromosikan, mendistribusikan dan menjual suatu produk
kontrasepsi
·
Kepada konsumen
·
Melalui suatu jalur pengecer yang telah ada
·
Dengan harga yang relatif rendah dan disubsidi
·
Untuk mencapai suatu tujuan sosial yang diakui,yakni
memperluas penggunaan kontrasepsi.
Ada delapan langkah penting dalam progam SMK yakni,
(1)
Menegakkan prosedur manajemen dan operasi
(2)
Memilih produk yang akan dipasarkan
(3)
Mengidentifikasi populasi konsumer
(4)
Menetapkan nama (merek) barang dan packaging
(5)
Mengatur harga yang tepat
(6)
Merekrut penjual pengecer
(7)
Menata dan memelihara suatu sistem distribusi, dan
(8)
Melaksanakan promosi
2.
Pembinaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
Gerakan PKK merupakan gerakan nasional
dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah, yang pengelolaannya dari, oleh dan
untuk masyarakat. Pemberdayaan Keluarga meliputi segala upaya bimbingan,
pembinaan dan pemberdayaan agar keluarga dapat hidup sejahtera, maju dan
mandiri. Program PKK yang meliputi berbagai aktifitas, salah
satu diantaranya adalah Posyandu merupakan salah satu bentuk
Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi. Sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat, terutama bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan
Pasangan Usia Subur (PUS).
Tujuan PKK
1. Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI (Angka Kematian
Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi)
2. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB
3. Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan Posyandu, yang berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB
4. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera)
5. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat
untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang
menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
6. Berfungsi sebagai Wahana Gerakan
Reproduksi Keluarga Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi
Kelurga Sejahtera
3.
Penanggulangan Kekerasan dalam Rumah Tangga
Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004, pasal 1 poin 1, yang
dimaksud dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga(KDRT) adalah setiap perbuatan
terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan
atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan
kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.
Beberapa
upaya/langkah pemulihan dan preventif terhadap kekerasan terhadap rumah tangga adalah:
a.
Dharma Wanita/BKOW atau LSM yang perduli pada
perempuan membuka HOTLINE sebagai wadah curhat dan konsultasi para korban kekerasan.
b.
Dharma Wanita/BKOW atau LSM yang peduli tentang
perempuan mengkoordinir suatu wadah atau asosiasi para korban kekerasan. Wadah
seperti ini mengadakan pertemuan secara rutin untuk bertukar pikiran, berdiskusi,
dan sharing tentang berbagai masalah yang dihadapi dan bagaimana jalan keluar
yang baik dari masalah yang dihadapi oleh perempuan
B.
Strategi Komunikasi Pembangunan Dalam Bidang Pembinaan Keluarga
1. Komunikasi dan
Pengembangan Kapasitas Diri
Komunikasi berperan dalam
mengembangkan konsep diri. Pengembangan yang dimaksud adalah perbaikan
pendidikan, kesehatan, dan pelayanan umum lainnya melalui upaya penyebarluasan
informasi dan penerangan. Dengan begitu masyarakat dapat mengenal, mengetahui,
dan memahami kualitas kemampuan dan potensi diri dan lingkungan sekitar. Contoh
dari strategi ini adalah bagaimana anggota keluarga saling menjalin komunikasi
yang harmonis dan mengetahui porsi serta peran masing-masing dalam hal
pembinaan keluarga. Anggota keluarga mempunyai pemahaman bahwa KDRT bukanlah
sebuah aib dan melaporkan ke pihak yang berwajib. Orang tua menyadari dan
melaksanaan perannya seperti mendidik dan membina anak-anaknya. Remaja dan anak
menjaga pergaulan mereka sehingga tidak terjerumus kepada pergaulan bebas.
2. Memanfaatkan Media Rakyat dalam Pembangunan
Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia, dikenal beberapa media yang bisa
dipakai dalam pembinaan keluarga diantaranya:
- Cerita Rakyat
Cerita rakyat
masih bisa digunakan sebagai media untuk menceritakan nilai-nilai adat,
nilai historis serta kondisi alam dari masyarakatnya. Biasanya yang membawakan
cerita-cerita ini adalah orang-orang tua yang mengetahui kisah-kisah dari
masyarakat setempat. Dalam mengkisahkan cerita-cerita tersebut, biasanya selalu
dipilih waktu yang tepat. Misalnya setelah makan malam atau saat akan tidur,
lalu dituturkan ceritera tersebut. Cara ini menurut mereka adalah sangat
efektif untuk menyampaikan ceritera dan sekaligus menanamkan nilai-nilai
budaya.
- Kebiasaan atau Tradisi
Kebiasaan
atau tradisi yang dimaksud disini adalah kebiasaan yang sudah dari dulu
dilakukan oleh orang-orang tua dalam mempertahankan kebudayaannya, seperti cara
berbicara dengan teman sebaya, orang tua atau yang lebih muda, cara makan, dan
sebagainya.
- Tarian
Tarian
merupakan kegiatan yang sering ada dan sering dilakukan dalam upacara-upacara
adat. Setiap kebudayaan memiliki ciri khas tarian masing-masing, seperti
di Jawa dengan tari jaipongnya, di Padang dengan tari Piringnya, Aceh dengan
tari Samannya, dan yang lainnya. Dengan mempelajari tarian-tarian juga bisa
dijadikan media untuk mempertahankan nilai budaya yang sudah ada.
- Permainan Tradisional
Permainan tradisional merupakan budaya yang biasa dilakukan oleh anak-anak,
bahkan tidak jarang orang dewasa pun melakukannya. Misalnya Congklak, Tarik
Tambang, Gatrik, Bentengan, Gancingan, Kasti, Petak Umpet, gasing, Egrang,
Permainan Batok Kelapa, Bleguran, Uler Naga dan masih banyak lainnya.
3.
Memaksimalkan peran komunikator sebagai agen
pembangunan
a.
Orang Tua
Dalam era modernisasi sekarang ini, peran penting orang
tua sangat dibutuhkan. Berkenaan dengan perkembangan kecanggihan teknologi.
Sesuatu yang tidak dapat dihindari bahwa teknologi berkembang dengan pesat
sehingga penggunaannya banyak digunakan tidak semestinya. Teknologi IT yang paling sering digunakan
para anak muda sekarang adalah akses internet yang mudah ditemui, padahal
pemerintah sudah mengeluarkan undang-undang anti pornoaksi dan pornografi tapi
masih saja mereka kerap mengakses konten yang berbau negatif. Yang jelas dapat
merusak moral sang anak. Teknologi canggih yang semestinya diciptakan untuk
menambah wawasan malah berakibat pada moral yang jelek.
Pergaulan merupakan interaksi antara beberapa orang baik
berupa kekeluargaan, organisasi, ataupun masyarakat. Sehingga menjadikan
individu yang bersosial karena pada dasarnya manusia memang makhluk sosial.
Namun pergaulan di era modernisasi ini telah banyak disalahartikan terutama
dikalangan anak muda. Sekarang kata-kata pergaulan bebas sudah tidak asing lagi
didengar oleh siapapun dan jelas termasuk dalam kategori pergaulan yang
negatif. Pergaulan yang negatif
adalah salah satu dari sekian banyak penyebab kehancuran sang anak, contohnya MBA dan narkoba. MBA
tampaknya sudah menjadi tren dikalangan remaja dimana melakukan hubungan seks
sebelum menikah banyak dilakukan pada saat pacaran. Satu lagi permasalahan yang
sering ditakuti oleh orang tua yaitu narkoba. Narkoba menjadi jurang kehancuran
bagi sang anak. Ironisnya memakai barang haram ini juga sudah menjadi tren
remaja sekarang dengan anggapan bila mengkonsumsi barang ini akan menjadi
senang atau yang dikenal dengan bahasa gaulnya fly. Padahal sudah jelas menurut kesehatan mengkonsumsi barang-barang
sejenis narkoba sangat merusak kesehatan terutama pada sistem syaraf apalagi
dengan mengkonsumsi barang ini akan membuat ketagihan dan ketergantungan.
b.
Guru
Seorang
guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan
tugas kemasyarakatan (civic mission). Jika dikaitkan pembahasan
tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika,
tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika. Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi
ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum
diketahui anak dan seharusnya diketahui oleh anak. Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik
agar dapat memenuhi tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya.
Tugas-tugas manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri
dan pengertian tentang diri sendiri.
Peran guru
sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan
dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan
mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah
dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh
pengalaman-pengalaman lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas
dari orang tua, dan orang dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab
kemasyarakatan, pengetahuan dan keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan
dan hidup berkeluarga, pemilihan jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal
dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru dapat disebut pendidik dan
pemeliharaan anak. Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus
mengontrol setiap aktivitas anak-anak agar tingkat laku anak tidak menyimpang
dengan norma-norma yang ada.
Peran guru
sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat
menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik baik
guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan norma-norma
yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai dasar negara
dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik harus selalu
diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Peranan guru
sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar. Setiap guru harus
memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi sekolah
seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa
tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat, hasil
belajar yang berkaitan dengan tanggurfg jawab sosial tingkah laku sosial anak.
Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang
sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya,
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan
untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.
Peranan guru
sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru diharapkan dapat
berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang dilakukan. Ia
dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.
c.
Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
BKKBN sebagai lembaga milik pemerintah yang
bertugas untuk Program KB di selenggarakan melalui
empat program pokok yaitu:
1.
Program Keluarga Berencana
2.
Program Kesehatan Reproduksi
Remaja
3.
Program Ketahanan dan
Pemberdayaan Keluarga
4.
Program Penguata Kelembagaan
Keluarga Kecil Berkualitas
d. Lembaga Swadaya Masyarakat
Peran LSM sebagai komunikator
dalam komunikasi pembangunan dalam pembinaan keluarga contohnya; LSM memberikan
sosialisasi tentang pemberdayaan dan pembinaan keluarga sejahtera LSM yang
membuka hotline untuk konsultasi masalah KDRT dan mengadakan pertemuan sebagai wadah koordinasi
dan konsultasi tentang masalah-masalah dalam pembinaan keluarga.
4.
Memanfaatkan Jasa Tekhnologi
Komunikasi dalam Pembinaan Keluarga.
a. Radio
b. Televisi
c. internet
BAB III
PENUTUP
Kontribusi
pelaksanaan komunikasi pembangunan dalam pembinaan keluarga meliputi pengadaan
program KB, sektor ini agaknya dapat disebut sebagai aktifitas yang paling
serius hubungannya dengan komunikasi. Dan program PKK yang diadakan dari, oleh
dan untuk masyarakat sebagai wujud kepedulian masyarakat dalam pembinaan
keluarga. Dan peran yang tidak kalah
pentingnya adalah peran komunikasi pembangunan dalam menangulangi KDRT.
Adapun berbagai
strategi komunikasi pembangunan yang dipakai adalah komunikasi dan pengembangan
diri, memanfaatkan media rakyat dalam pembangunan, memaksimalkan peran komunikator sebagai agen
pembangunan, memanfaatkan
jasa tekhnologi komunikasi dalam pembinaan keluarga.
Sebagaimana dibahas di
atas bahwa kontribusi komunikasi pembangunan dalam pembinaaan keluarga
sangatlah banyak. Rekomendasi kelompok kami supaya pihak-pihak yang terkait
dalam pembinaan keluarga bisa lebih memberikan perhatian terhadap masyarakat
yang mungkin kurang memahami tentang pembianaan keluarga sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Dilla, Sumadi. 2007. Komunikasi Pembangunan: Pendekatan Terpadu. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media
Nasution, Zulkarimen. 2004. Komunikasi Pembangunan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada